fandry
Sabtu, 27 Juni 2015
Berita Heboh Paling Hot Update Setiap Hari - Bagikanlah.com
Bagikanlah.com adalah portal informasi yang mengulas berita hot yang sedang marak dibicarakan oleh netizen, seputar science, olahraga berita aneh, unik, dunia hiburan dari sudut pandang yang berbeda. Bagikanlah juga mengungkap peristiwa yang sedang populer saat ini dari sudut pandang yang menarik dengan ulasan paling lengkap.
Sabtu, 15 Desember 2012
pagi kawan-kawan dong.... ini b da buat makalah tenteng bayi tabung,,menurut pandangan agama kristen protestan.. liat sendiri sa lw bagus na ame su onde apa"...
Daftar Isi
Halaman
BAB
I. PENDAHULUAN
A. Sejarah Bayi Tabung
B. Pengertian Bayi Tabung
C. Tujuan Bayi Tabung
D. Proses Bayi Tabung
BAB
II. DAMPAK POSITIF PENEMUAN BAYI
TABUNG
A.
Dampak
Positif
1.
Membantu Pasangan Suami-Istri Berketurunan
B. Dampak Negatif
1.
Merupakan Tindakan Pembunuhan
2.
Masalah dalam Pendonoran Sperma
3.
Masalah dalam Penyewaan Rahim
BAB
III. PANDANGAN KRISTEN TERHADAP
PENERAPAN
BAYI TABUNG
A.
Melanggar Hukum ke-6 (Jangan
Membunuh)
A.
Mastur Basi Adalah Perbuatan Dosa
BAB IV. Kesimpulan
BAB
I
PENDAHULUAN
Saat ini program bayi tabung menjadi salah satu masalah yang
cukup serius. Hal ini terjadi karena keinginan pasangan suami-istri yang tidak
bias memiliki keturunan secara alamiah untuk memiliki anak tanpa melakukan
adopsi. Dan juga menolong suami-istri yang memiliki penyakit atau
kelainan yang menyebakan kemungkinan tidak memperoleh keturunan. Tetapi
dalam hal ini menjadi suatu tantangan bagi norma agama.
A. Sejarah Bayi Tabung
Penemuan bayi tabung dipelopori sejumlah dokter Inggris.
Bayi tabung pertama lahir ke dunia ialah Louise Brown. Ia lahir di
Manchester, Inggris, 25 Juli 1978 atas pertolongan Dr. Robert G. Edwardsdan
Patrick C. Steptoe. Sejak itu, klinik untuk bayi tabung berkembang pesat.
Teknik bayi tabung ini telah menjadi metode yang membantu pasangan subur
yang tidak mempunyai anak akibat kelainan pada organreproduksi anak pada
wanita.
Sejak kelahiran Louise Brown, teknik bayi tabung atau In
Vitro Fertilization (IVF) semakin populer saja di dunia. Di Indonesia, teknik
bayi tabung (IVF) ini pertama kali diterapkan di Rumah Sakit Anak-Ibu (RSAB)
Harapan Kita, Jakarta, pada 1987. Teknik bayi tabung yang kini disebut
IVF konvensional itu berhasil melahirkan bayi tabung pertama, Nugroho Karyanto,
pada 2 Mei 1988. Setelah itu lahir sekitar 300 "adik" Nugroho,
di antaranya dua kelahiran kembar empat.
Kesuksesan perdana program bayi tabung yang dilakukan secara
konvensional/In Vitro Fertilization (IVF) dengan lahirnya Louise Brown membuat
program ini semakin diminati oleh negara-negara di dunia. Di Indonesia,
sejarah bayi tabung yang pertama dilakukan di RSAB Harapan Kita, Jakarta, pada
tahun 1987. Program bayi tabung tersebut akhirnya melahirkan bayi
tabung pertama di Indonesia, yakni Nugroho Karyanto pada tahun 1988. Baru
setelah itu mulai banyak bermunculan kelahiran bayi tabung di Indonesia.
Bahkan jumlahnya sudah mencapai 300 anak. Kesuksesan program bayi tabung
tidak begitu saja memuaskan dunia kedokteran. Upaya untuk mengukir tinta
emas sejarah bayi tabung terus berlanjut.
B.
Pengertian bayi tabung
Bayi tabung adalah individu atau bayi yang pembuahannya
terjadi diluar tubuh wanita, dengan cara mempertemukan sel gemete (ga-met)
betina (ovum) dengan sel jantan (spermatozoon) dalam sebuah bejana (petri disk)
yang didalam bejana telah disediakan medium yang cocok (suhunya dan lembabnya)
dengan didalam rahim sehingga ayigote (hasil pembuahan) yang terjadi dari dua
sel tadi menjadi morulla (moerbei) dan kemudian menjadi blastuta (pelembungan).
Pada stadium blastuta calon bayi dimasukkan (diinflantasikan) dalam
selaput lendir wanita yang siap untuk dibuahi dalam masa subur (sekresi).
Teknik ini biasa dikenal dengan Fertilisasi in Vitro (FIV).
Jadi bayi tabung adalah metode untuk membantu pasangan subur
yang mengalami kesulitan di bidang pembuahan sel telur wanita oleh sel
sperma pria. Secara teknis, dokter
mengambil
sel telur dari indung telur wanita dengan alat yang disebut laparoscop (
temuan dr. Patrick C. Steptoe dari Inggris ). Sel telur itukemudian
diletakkan dalam suatu mangkuk kecil dari kaca dandipertemukan dengan sperma
dari suami wanita tadi. Setelah terjadi pembuahan di dalam mangkuk kaca itu
tersebut, kemudian hasil pembuahan itu dimasukkan lagi ke dalam rahim sang ibu
untuk kemudian mengalami masa kehamilan dan melahirkan anak seperti biasa.
C.
Tujuan Penemuan Bayi Tabung
Pada mulanya program pelayanan ini bertujuan untuk menolong
pasangan suami istri yang tidakmungkin memiliki keturunan secara alamiah
disebabkan tuba falopii istrinya mengalami kerusakan yang permanen. Namun
kemudian mulai ada perkembangan dimana kemudian program ini diterapkan pula
pada pasutri yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang menyebabkan
tidak dimungkinkan untuk memperoleh keturunan.
D. Proses Bayi Tabung
Pertama, persiapan mental diwajibkan
bagi pasangan lewat konseling yang diberikan oleh pekerja sosial yang
disediakan oleh rumah sakit. Intinya disuruh bersiap untuk menghadapi
keadaan kalau proses bayi tabung berhasil maupun tidak berhasil. Pelaksanaan
program bisa dimulai berdasarkan masa haid. Calon ibu akan diberi obat-obatan
hormonal sebagai pemicu ovulasi agar menghasilkan banyak sel telur.
Selanjutnya dilakukan Ovum pick up/Opu (pengambilan sel
telur). Sedangkan calon ayah akan diambil sperma dengan cara
masturbasi. Bila jumlah sperma cukup banyak akan disemprotkan ke sel
telur.
Kedua, perkembangan hormon yang
terkontrol dimulai sesaat setelah mendapatkan mens, tepatnya pada hari ke dua
lewat suntikan yang diberikan setiap hari selama kurang lebih tiga minggu
sampai mencapai ukuran telur yang diharapkan.
Ketiga, tahap pematangan telur
melalui injeksi obat hormon satu hari sebelum sel telur yang matang
dikeluarkan. Pengeluaran telur melalui proses operasi kecil, telur
diambil sebanyak-banyaknya.
Keempat, tahapan proses pembuahan
sel telur dengan sperma menjadi embrio, dilakukan oleh embriologist di rumah
sakit. Setelah dua hari pembuahan, embrio yang terbaik dipilih dan dimasukkan
kedalam rahim. Kali ini prosesnya mudah, hanya memerlukan wantu sekitar 10
menit.
Kelima, agar emrio dalam rahim dapat
bertahan & berkembang dengan baik maka saya harus mengalami suntikan hormon
setiap hari selama 17 hari. Setelah itu barulah didapatkan kepastian hamil atau
tidak.
BAB
II. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF KEHADIRAN BAYI TABUNG
A.
Dampak Positif
Anak
adalah dambaan setiap pasangan suami istri (pasutri). Tapi faktanya, tak
semua pasutri dapat dengan mudah memperoleh keturunan. Data menunjukkan,
11-15 persen pasutri usia subur mengalami kesulitan untuk memperoleh keturunan,
baik karena kurang subur (subfertil) atau tidak subur (infertil). Dalam
buku Martin L. Sinaga mengatakan:
Pada prisipnya, saya dapat
menerima pemanfaatan teknologi bayi tabung, selama itu memakai sperma suami
sendiri dan bersifat menyejahterakan kehidupan manusia dalam arti
seluas-luasnya, khususnya memungkinkan suami istri yang secara konvensional
tidak mungkin memperoleh keturunan untuk memperolehnya
a.
Membantu Pasangan Suami-Istri
Berketurunan
Kemajuan teknologi dan biologi kedokteran telah berhasil
membantu pasangan yang mengalami masalah kesuburan untuk memperoleh buah cinta
mereka, bahkan bisa memilih jenis kelamin serta diagnosis gangguan genetik
bakal janin. Di Tanah Air, teknologi yang bisa dinikmati baru sampai pada
pembuatan bayi tabung. Di Makmal Terpadu FKUI harga ditawarkan cukup
terjangkau dengan satu siklus sekitar 30- 40 juta rupiah. Namun yang menjadi
masalah keberhasilan bayi tabung di Indonesia masih kecil, sekitar 10%.
B.
Dampak Negatif
Pada program bayi tabung proses pembuahan terjadi secara
tidak alami. Artinya, proses pembuahan dilakukan secara buatan. Metode
pembuahan buatan ini tidak menutup kemungkinan menimbulkan risiko. Adanya
dugaan cacat bawaan sebagai dampak bayi tabung maupun pembuahan buatan
lain dengan metode intra-cytoplasma telah mendorong Prof. Bertelsmann menghimbau
komisi kedokteran di Jerman untuk melakukan penelitian terpadu maupun
penelitian data secara sistimatis.
a. Merupakan Tindakan Pembunuhan
Dalam buku yang berjudul biologi yang ditulis oleh R.
Gunawan Susilowarno, R. Sapto Hartono, Mulyadi. Th. Enik Mutiarsih,
Murtiningsih. Umiyati mengatakan:
Secara etika dan moral sebagian
masyarakat menolak karena proses pembuahan pada bayi tabung dilakukan dengan
menggunakan dengan cawan petri sehingga embrio yang diperlukan yang dimasukkan
kembali kerahim, sedangkan sisanya “dibuang”. Hak hidup embrio yang
dibuang inilah yang dipermasalahkan, sebab banyak yang memandang hal ini
sebagai tindakan pembunuhan.
b. Masalah dalam Pendonoran Sperma
Pandangan kedua dari buku yang berjudul biologi ini
mengatakan bahwa pendonoran sperma dari suami tidak sah akan mengalami masalah:
Hubungan fundamental antara manusia
terutama antara laki-laki dan perempuan sebagai pasangan suami istri yang sah,
kemudian dipertanyakan eksitensinya bila melakukan fertilisasi in vitro.
Hal ini menjadi lebih buruk lagi bila sel telur dibuahi oleh sperma donor yang
bukan dari suami yang sah, misalnya dari bank sperma atau sel telur berasal [1]dari pendonor telur. Hal lainnya
ialah bila menggunakan rahim kontrak karena istri tidak dapat memelihara embrio
di dalam rahimnya.
c.
Masalah dalam penyewaan Rahim
Benih istri (ovum) disewakan dengan benih suami (sperma),
kemudian dimasukkan kedalam rahim wanita lain. Kaedah ini digunakan dalam
keadaan istri memiliki benih yang baik, tetapi rahimnya dibuang karena
pembedahan, kecacatan yang terus, akibat penyakit yang kronik atau sebab-sebab
yang lain.
Ovum istri disewakan dengan sperma lelaki lain (bukan
suaminya) dan dimasukkan ke dalam rahim wanita lain. Keadaan ini apabila
suami mandul dan istri ada halangan atau kecacatan pada rahimnya tetapi benih
istri dalam keadaan baik.
Sperma suami disewakan dengan ovum wanita lain, kemudian
dimasukkan ke dalam rahim wanita lain. Keadaan ini apabila keadaan istri
ditimpa penyakit pada ovary dan rahimnya.
Sperma dan ovum istri disewakan., kemudian dimasukkan ke
dalam rahim istri yang lain dari suami yang sama. Dalam keadaan ini istri
yang lain sanggup mengandungkan anak suaminya dari istri yang tidak boleh
hamil.
BAB IV. PANDANGAN KRISTEN
TENTANG PENERAPAN BAYI TABUNG
A.
Melanggar Hukum ke-6 (Jangan
Membunuh)
Masalah utama di dalam bayi tabung dari perspektif
Kristen adalah berhubungan dengan embrio-embrio “yang terbuang” Sebagian
besar metode-metode dalam teknologi reproduksi memaksa untuk mengorbankan
banyak embrio guna mendapatkan satu embrio yang lebih unggul dan dapat bertahan
hidup. Dengan kata lain, kita 5
sengaja
menyebabkan kematian banyak manusia. Menurut Moreland dan Rae (2000, hal
270), zigot, embrio, janin, bayi yang baru lahir, anak-anak, dan orang dewasa
semua adalah pribadi. Di dalam Evangelium Vitae, Paus John Paul II
memaparkan bahwa kehidupan dimulai sejak sel telur dibuahi (Peters, 1996, hal
51). Pilihan untuk mengikuti proses bayi tabung secara etika dan moral
maupun iman kristen adalah pilihan salah. Geisler (2007, hal 220), dalam
bukunya yang berjudul Etika Kristen, mengemukakan bagaimana pandangan
Kristen terhadap biomedis. Pandangan tersebut antara lain:
1. Ada pencipta
2. Manusia secara khusus diciptakan
3. Allah berdaulat atas ciptaan
4. Prinsip kekudusan hidup
5. Tujuan tidak membenarkan alat
Alkitab dengan jelas berkata bahwa kita tidak berdaulat atas
hidup kita sendiri. “Tuhan yang memberi, Tuhan juga yang mengambil” (Ayub
1:21). Selain itu juga, Allah berkata kepada Musa, “Akulah yang mematikan dan
Akulah yang menghidupkan” (Ulangan 32:39). Allah yang menciptakan kehidupan (Kejadian
1: 21,27) dan dia sendirilah yang menopangnya (Kis 17:28). Karena itu kita
tidak mempunyai hak untuk mengambil hidup yang tidak bersalah (Kej 9:6, Kel
20:13). Segala sesuatu dalam hidup ini adalah atas kuasa Tuhan. Dengan demikian
jelas bahwa bukan manusia yang berkuasa untuk menciptakan kehidupan. Bayi
tabung merupakan kegiatan yang melanggar ketetapan Allah karena manusia
berusaha menciptakan kehidupan.
Secara medis, teknik bayi tabung (In
Vitro Fertilization/IVF) tidak dipermasalahkan. Tetapi menurut iman
Kristen sebaiknya tidak dilakukan walaupun jika dalam proses IVF sel telur dan
sperma yang digunakan memang dari pasangan suami-istri yang sah. Karena
jika tidak, apa bedanya dengan perzinahan.
Namun demikian, IVF juga menyisakan
masalah yang jika dilihat dari iman Kristen tidaklah diperbolehkan. Masalahnya
adalah dalam proses IVF, IVF akan mengambil beberapa sel telur
dan sperma dari pasangan suami-istri tersebut sehingga nanti akan
tercipta beberapa “batch” hasil pembuahan. Batch yang
menunjukkan hasil pembuahan terbaiklah yang kemudian akan dikembangkan
selanjutnya dalam rahim si ibu. Sementara hasil pembuahan lain yang juga
berhasil terjadi tetapi dianggap “kualitasnya kurang prima”
dibuang/dimusnahkan. Pemusnahan bayi-bayi yang lain ini yang termasuk
dalam pembunuhan, yang berarti melanggar hukum ke-6. Teknik bayi tabung
yang dikembangkan kemudian ternyata juga tidak menjawab masalah-masalah yang
ditimbulkan, bahkan memperrumit dan menambahnya dengan masalah pelik yang baru.
B.
Masturbasi Adalah Perbuatan Dosa
Kata
“onani” berasal dari kata ONAN yang dikisahkan dalam kitab Perjanjian Lama
(Kejadian 38:8), dimana Yudah menyurh anaknya, Onan untuk pergi mengawini dan
melakukan hubungan seksual dengan istri kakaknya yang baru janda. Onan sebenarnya
menolak membuahi istri kakak iparnya. Demikian asal kata Onani.
Masturbasi adalah rangsangan alat-alat kelamin yang disengaja dengan tujuan
membangkitkan kenikmatan seksual. “Kenyataan ialah bahwa, baik Wewenang
Mengajar Gereja dalam tradisinya yang panjang dan tetap sama maupun perasaan
susila umat beriman tidak pernah meragukan, untuk mencap masturbasi sebagai
satu tindakan yang sangat bertentangan dengan ketertiban”, karena penggunaan
kekuatan seksual dengan sengaja, dengan motif apa pun itu dilakukan, di luar
hubungan suami isteri yang normal, bertentangan dengan hakikat tujuannya.
Persatuan
sel telur dan sperma dilakukan di luar hubungan suami istri yang normal. IVF/
bayi tabung jelas meniadakan aspek ‘persatuan/ union’ antara suami dengan istri.
Aspek pro-creation juga disalah gunakan, karena dilakukan secara tidak
normal. Jadi kedua aspek hubungan suami istri yang disebutkan dalam
Humanae Vitae 12, tidak dipenuhi dengan normal. Praktek IVF atau bayi tabung
menghilangkan hak sang anak untuk dikandung dengan normal, melalui hubungan
perkawinan suami istri. Jika melibatkan ‘ibu angkat’, ini juga berarti
menghilangkan haknya untuk dikandung oleh ibunya yang asli.
BAB IV. KESIMPULAN
Penulis
menyimpulkan dalam penulisan makalah yang berjudul pandangan Kristen
terhadap kehadiran bayi tabung adalah hal yang sangat fatal bagi iman
kekristenan, karena dalam hal ini seolah-olah menyaingi Allah. Juga
Alkitab sangat menentang ketika Onan sedang berhubungan intim dengan 'onan,
'giat'). Putra kedua Yehuda (Kej
38:4; 46:12; Bil
26:19; 1
Taw 2:3).
Oleh kematian abangnya Er, Onan disuruh oleh Yehuda mengawini (ganti
tikar, levirat) Tamar, janda Er. Onan, yg tidak mau mengikuti tradisi ini,
menghindari tahapan penuh dari persetubuhan, sehingga dia dianggap jahat di
mata Tuhan dan dibunuh (Kej
38:8-10).
Dan hal ini suatu tindakan pembunuhan dengan alas an karena
membuang sperma. Sebenarnya jika meninjau kembali apa yang terjadi dalam
proses IVF, alasan mengapa metode itu ditolak oleh Gereja juga karena
penghargaan terhadap kehidupan. Dengan alasan apapun, kehidupan tidak
boleh dibuang. Proses IVF ini, selain mengingkari prinsip union
(persatuan) alamiah suami isteri dengan pemberian diri satu sama lain melalui
hubungan suami isteri dalam kasih yang penuh dan utuh, juga berpotensi besar
membuang kehidupan. Sel telur dan sperma yang sudah dipilih kualitas yang
terbaik, kemudian dipertemukan di cawan petri. Setelah berkembang menjadi
morula, yaitu suatu tahap awal dari perkembangan embrio manusia (yang artinya
sudah mempunyai kehidupan, karena kedua sel sudah bertemu menjadi sel manusia
awal dan sudah membelah tanda perkembangannya) kemudian diamati dan dilakukan
proses seleksi. Morula yang tidak prima menurut standar (grade) yang
sudah ditetapkan, tidak dapat dilanjutkan untuk ditanam dalam rahim, tetapi
dibuang. Yang lulus seleksi tetapi terlalu banyak jumlahnya untuk ditanamkan
bersama-sama di dalam rahim, disimpan dalam pendingin untuk ditanam lagi
kapan-kapan bila suami isteri itu menghendaki. Atau kalau sudah berhasil
terjadi kelahiran normal dan embrio-embrio itu sudah tidak diperlukan lagi,
maka terserah pihak rumah sakit akan dipakai sebagai percobaan atau dibuang dan
sebagainya. Tak terbayang berapa jumlah kehidupan manusia yang harus
dikorbankan dengan metode ini untuk memuaskan kebutuhan manusia, sebelum
kehidupan itu diberikan kesempatan yang layak dan cukup untuk berkembang
sepenuhnya.
TUGAS SEMESTER I
MEKANIKA TEKNIK I
NAMA : RANNY A. J. K. FANGGIDAE
NIM : 2376/TS-ATK/12
NO. ABSEN : 29
AKADEMI TEKNIK KUPANG
2012
Soal
Untuk semua soal dihitung dan gambar bidang Momen (M),Lintang (D), Normal (N). Tipe kontruksi seperti gambar di awah ini, data lain di tentuka sendiri (pilih tumpuan pasangan yang satu sendi yang satu Roll )
P = 6 t
1. q = 4 t/m α = 60
a = 3 m b = 2m c= 3 m
L = 8 m
2. P1 = 4t P2 = 3 t P3 = 4 t
α = 45 q = 6 t/m
a’ = 2 m a = 3 m b = 2 m c = 3 m d = 4 m
L = 8 m
3. P = 4 t q = 5 t/m
h 1 = 2 m H2 = 3 t
H2 = 2 t h = 4 m
h 2 = 2 m
a = 2 m b = 3 m c = 4 m
L = 9 m
P = 2 t
4. q 2 = 4t/m
q 1 =6 t/m h1 = 3 m
h =5 m
h2 = 2 m
a = 5 m b = 2 m c = 4 m d = 3 m e = 2 m
L = 16 m
q = 2 t/m P2 = 4t P1 = 2 t
5.
a = 3 m b = 4 m
L = 7 m
6. q = 8 t/m
h4 = 2 m P2 = 3 t h1 = 2m
h5 = 2 m h2 = 2 m
P3 = 2 t
H3 = 3 m
L = 5 m
KUPANG 16, Desember 2012
DOSEN MATA KULIAH
MEKANIKA TEKNIK I
Ir. CHARISAL A. MANU, Msi
Penyelesaian
1.
P = 6 t
q = 4 t/m α = 60
a = 3 m b = 2m c= 3 m
L = 8 m
PH
PV = P.Sin α => 6 t . sin 60’ P
6. 0,886 PV
5,196 t
PH = P.Cos α
6 t . cos 60’
6t. 0,5
3 t
Q = q. a
4 t/m . 3m
12 t/m
a. Menghitung Reaksi Horisontal
∑ H = 0 PH = 3 t
PH-RBH = 0
PH = RBH
RBH = PH
3 t
b. Menghitung Reaksi Vertikal
∑V = 0 Q PV = 5,196
c= 3 m B
½ a + b + c = 6,5 m
RAV L = 8 m
∑MB = 0
RAV.(L) – Q ( ½ a + b + c ) – PV ( c )
RAV = Q ( ½ a + b + c) + PV (c)
L
RAV = 12 (6,5) + 5,196 (3)
8
RAV = 78 + 15,588
8
RAV = 93,588
8
RAV = 11,6985
∑MA = 0
Q PV = 5,196
A ½ a= 1,5 m
a + b = 5 m
L = 8 m RBV
Q ( ½ a ) - PV ( a+b ) – RBV (L)
RBV = Q ( ½ a ) + PV (a+b)
L
RBV = 12 (1,5) + 5,196 (5)
8
RBV = 18 + 25,98
8
RBV = 43,98
8
RBV = 5,4975
Kontrol
∑V = 0
Q + PV – RAV + RBV = 0
12 + 5,196-11,6985 +5,4975 = 0
c. Menghitung Momen ( M )
MA = RAV. 0 = 0
MC = RAV . (a) - Q ( ½ a )
11.6985. (3) – 12 ( 1,5)
35,0955 – 18 = 17,0955 m.t
MD = RAV (a+b)- Q( ½ a+b )
58,4925 - 42
16,4925 t.m
MB = RAV ( L) – Q (L- ½ a ) - PV (c)
93,588 – 78-15,588
0
Mmax = RAV.x- ½ q (x)²
11,6985x – ½ 8x
11,6985- 4x
x = 11,6985 = 2,924625
4
11,6985 ( 2,92) – 4(2,92) => Mmax
34,15962 – 11,68
22,47962
Qx =½ q.x
RAV x
d. Mengtitung Lintang (D)
o DA = RAV
11,6985
o DC = RAV – Q
11,6985 – 12
-0,3015
o DD1 = DC
-0,3015
o DD2 = DC – PV
-0,3015 – 5,196
-5,4975
o DB1 = DD2
-5,4975
o DB2 = DD2+ RBV
-5,4975 + 5,4975 = 0
e. Menghitung Normal ( N )
NBD = RAH
= 3 t
f. Menggambar Momen (M),Lintang (D), dan Normal (N)
P = 6 t
q = 4 t/m α = 60
a = 3 m b = 2m c= 3 m
L = 8 m
+
Gambar Bidang Momen
+
_
2. P1 = 4t P2 = 3 t P3 = 4 t
α = 45 q = 6 t/m
a’ = 2 m a = 3 m b = 2 m c = 3 m d = 4 m
L = 8 m
P2V = P2.sin α
3. Sin 45’
3.0,707
2,121 t
P2H = P2.cos α
3.cos 45’
3.0,707
2,121 t
Q = q. d
6 t/m . 4 m
24 t/m
a. Menghitung reaksi Horisontal
∑H = 0
RAH –P2H
RAH = P2H
2,121 t
b. Menghitung Reaksi Vertikal
∑V = 0 P1 = 4 t PV2 = 2,121 P3 = 4 t Q = 24 t/m
B ½ d
C = 3 m
b + c = 5 m
RAV L = 8 m
L + a = 10 m
∑MB = 0
- P1 (L + a)+RAV.(L) – P2V (b+c)-P3 (c)+Q ( ½ d)
RAV = P1 (L + a)+P2V (b+c)+P3 (c)-Q ( ½ d)
L
RAV = 4 (10) + 2,121 (5)+4(3)-24(2)
8
RAV = 40 + 10,605 +12-48 = 14,605 = 1,82562
8 8
P1 = 4 t PV2 = 2,121 P3 = 4 t Q = 24 t/m
a’ = 2 m
a = 3 m
a+ b =5 m
L = 8 m RBV
L + ½ d = 10 m
∑MA = 0
-P1.(a’) + P2V (a) P3 (a+b)-RBV (L)+Q( L + ½ d)
RBV = - P1 (a’)+P2V (a)+P3 (a+b)+Q ( L+ ½ d)
L
RBV = 4 (2) + 2,121 (3)+4(5)-24(10)
8
RBV = 8 + 6,363 +20-240
8
RBV =258,363 RBV = 32,295375
8
Kontrol
∑V = 0
P1+P2V+P3+Q-RAV-RBV
4+2,121+4+24-1,82562-32,295375 = 0
c. Menghitung Momen ( M)
MA = 0
MC = -P1 .a’
-4.2 =-8
MB = -P1. (a’ +a ) + RAV. a
-4. 5 + 1,82562. 3
-20 + 5,47686
-14,52314
MD = -P1. (a’ +a+b ) + RAV. a
-4.7 + 1,8256.3
-32 + 5,47686
-26,52314
MB = -P1. (a’ +L) + RAV. a – P2V (b+c)-P3 (c)
-4 (10) + 1,82562.3-2,121.5-4.3
-40+5,47686-10,605-12
-57,13
MB’ = - ½ q (d)²
- ½ 6 (4)²
-3.16 = - 48
Mmax = - ½ q (x)²
- ½ 6. 2x
x = 3 = 1,5
2
- 3 (1,5)²
-3. 2,25= 6,75
d. Menghitung Lintang (D)
DA’ = -P1 = -4
DA = DA’+ RAV
-4 + 1,82562 = -2,174
DC1 = DA = - 2,174
DC2 = DA –P2V
-2,174-2,121= -4,295
DD1 = DC2= -4,295
DD2 = DC2 –P3
-4,295-4= -8,295
DB1 =DD2 = -8,295
DB2= DB1+ RBV
-8,295+32,295375 = 24
DB’ = DB2-Q
24-24 =0
e. Menghitung Normal
NAC = RAH
2,121
f. Mengambar Momen ( M), Lintang (D) dan Normal (N)
P1 = 4t P2 = 3 t P3 = 4 t
α = 45 q = 6 t/m
a’ = 2 m a = 3 m b = 2 m c = 3 m d = 4 m
L = 8 m
3. P = 4 t q = 5 t/m
h 1 = 2 m α 60 H2 = 3 t
H1 = 2 t h = 4 m
h 2 = 2 m
a = 2 m b = 3 m c = 4 m
L = 9 m
PV = P.sin 60 PH = P. Cos 60
4.cos 60 = 4.cos 60
4. 0,866 = 4. 0,5
3,464 = 2
Q = q. c
5 t/m . 4 m
20 t P1H H2
a. Menghitung reaksi Horisontal
∑H = RAH – PH + H2
RAH = H1 + PH – H2 H1
RAH = 2 t + 2 – 3t
RAH = 1 t
b. Menghitung Reaksi Vertikal
P1V = 3,464 Q = 20 t / m
PH = 2 H2 = 3 t
H1 = 2 t h = 4 m
h 2 = 2 m
½ c B
c = 4
RAV L = 9 m
∑MB = 0
RAV.(L) + H1 (h2)+PH (h)- PV(b+c)-Q( ½ c)- H2 (h)
RAV = - H1 (h2)-PH(h)+PV(c)+Q( ½ c) +H2 (h)
L
RAV = -2 (2)-2(4) + 3,464 (4)+20(2)+3(4)
9
RAV = - 4-8 + 13,856 +40+12
9
RAV = 53,865 = 5,948
9
PV = 3,464 Q = 20 t/m
PH = 2 H2 = 3 t
h = 4 m H1 = 2 t h = 4 m
h 2 = 2 m
A a+b = 5 m RBV
a+b+ ½ c = 7
L = 9 m
∑MA = 0
H1(h2) + PH (h)+PV ( b+a)+Q(a+b ½ c)–H2 (h2)- RBV.L
RBV = H1(h2) +PH (h)+PV ( a+b)+Q( a+b+½ c )-H2 (h2)
L
RBV = 2(2) + 2(4)+3,464(5)+20(7)- 3(4)
9
RBV = 4 +8+17,32 + 140-12
9
RBV = 157,32
9
RBV = 17,48
Kontrol
∑V => PV + Q – RAV + RBV = 0
3,464 + 20 – 5,948 +17,48
23,464- 23,464 = 0
c. Menghitung Momen ( M ) PV Q
a. Batang AD PH
• MA = 0
• MC = RAV. (a) + RAH (h2) H2
5,948. 2 + 2 . 2
11,896 + 4 =15,896
• MD = RAV (a+b) + RAH.(h) – H1(h1)
5,948.5 + 2. 4 – 2.2
29,74+8-4
33,74
b. Batang DE Q
• MD2 = RBV .(c) – Q ( ½ c )
69,92- 40
29,92 c ½ c RBV
c. Batang BE
• ME = 0 E H2
• MB = 0
B
RBV PV
d. Menghitung Lintang (D)
• PVD = PV.c /h
3,464 . 5/4
4,33
• PHD = PH.h/c = 2 .4/5
1,6
• H1D = H1. h/c = 2 . 4/5
1,6
• RAHD = RAH. h/c
1. 4/5
0,8
• RAVD = RAV. h/c
5,948 . 4/5
4,7584
• PVN = PV. h/c
3,464. 4/5
2,77
• PHN = PH. c/h
2. 5/4
2,5
• H1N = H1. c/h
2. 5/4
2,5
• RAHN = RAH. c/h
1. 5/4
1,25
• RAVN = RAV. c/h
5,948. 5/4
7,435
DA = RAVD + RAHD
5,948 + 1
6,948
DC1 = DA
6,948
DC2 = DA – H1D
6,968 – 1,6
5,368
DD = DC
5,368
Batang DE
DD = RAV – PVD = 5,948 – 4,33 = 1,618
DE = DD- Q = 1,618 – 20 = - 18,382
Batang EB
DE = H2 = 3
DB = 0
e. Menghitung Normal
Batang AD
NAC = - RAVN + RAHN
- 7,435 + 1,25
- 6,185
NCD = -NAC + H1N
- 6,185 + 2,5
- 3,685
Batang AD
NDE = - PHN
- 2,5
Batang DE
NBE = - RBV
- 17, 48
P = 4 t q = 5 t/m
h 1 = 2 m α 60 H2 = 3 t
H1 = 2 t h = 4 m
h 2 = 2 m
a = 2 m b = 3 m c = 4 m
L = 9 m
4. q 2 = 4t/m
q 1 =6 t/m h1 = 3 m
h =5 m
h2 = 2 m
a = 5 m b = 2 m c = 4 m d = 3 m e = 2 m
L = 16 m
• Q1 = q1 . a
6 . 5 = 30 t/m
• Q2 = q2 . c
4 . 4 = 16 t/m
a. Menghitung Reaksi Horizontal
RAH = 0
b. Menghitung Reaksi Vertikal Q2 = 16 t/m
P = 2 t
Q1 =30 t/m
h =5 m
e= 2 m
½ c + d + e = 7 m
L – ½ a = 13,5 m
RAV L = 16 m
∑MB = 0
RAV . L - Q1 . ( L – ½ a ) – Q2 ( ½ c + d + e ) – P ( e )
RAV = Q1 . ( L – ½ a ) + Q2 ( ½ c + d + e ) + P ( e )
L
RAV = 30 . ( 13,5 ) + 16 (7) + 2 ( 2 )
16
RAV = 405 + 112 + 4
16
RAV = 521
16
RAV = 32,5625
Q2 = 16 t/m
P = 2 t
Q1 =30 t/m
h =5 m
½ a = 2,5 m
a + b + ½ c = 9 m
L – e = 14 m
L = 16 m RBV
∑MA = 0
Q1. ( ½ a ) + Q2. ( a + b + ½ c) + P. (L-e) – RBV. L
RBV = Q1. ( ½ a ) + Q2. ( a + b + ½ c) + P. (L-e)
L
RBV = 30 (2,5) + 16(9)+2(14)
16
RBV = 75 + 144 + 28
16
RBV = 247
16
RBV = 15,4375
∑V => RAV + RBV – Q1 + Q2 + P = 0 Q1
32,5625 + 15,4375 – 30 + 16 + 2
48 - 48 = 0
c. Menghitung Momen ( M )
MA = RAV.0 = 0
MC = RAV.a – Q1 ( ½ a ) ½ x
MX = RAV.x - ½ q1.x² RAV x
MD = RAV. (a+ ½ b)- Q1 ( ½ a + ½ b)
ME = RAV. (a+b)- Q1( ½ a+b)-Q2( ½ c+d)
ME = RBV . (c+d) – P1 .c
MF = RBV. d
MB = 0
MX2 = RAV. ( a + ½ b + x ) – ½ q. x ²
d. Menghitung lintang
DA = RAV. a/h
DC1 = RAV. a/h – Q1 a/h
DC 2= RAV- Q1
DD = DC2
DE = RAV-Q1-Q2
DB= - RBV. ( c+d)/ h
DF1 = DB
DF2 = DB + P. ( c + d ) / h
DE = DF2
e. Menghitung normal
NAC = - RAV. h/a + Q1. h/a
NBF = RBV. h/ (c + d )
NFE = RBV. h/ (c+d) – P. h /(c+d)
q = 2 t/m P2 = 4t P1 = 2 t
5.
a = 3 m b = 4 m
L = 7 m
Langganan:
Postingan (Atom)